Alkisah seorang mahasiswa tingkat pertama alias masih bisa disebut maba yang sedang dalam proses pencarian jati diri, kesuksesan dalam perkuliahan, berbagai pengalaman menjadi seorang mahasiswa yang sebenarnya dalam dunia organisasi, dan cinta.
Suatu hari ia mengikuti acara kunjungan ilmiah diluar kota bersama teman-teman UKM. Inilah awal dari semuanya... Pada pembukaan kunjungan, ia datang sedikit terlambat karena harus mengantri toilet umum. Duduk dibagian belakang mungkin suatu kekecewaan baginya, tapi apa mau dikata, hanya tersisa bangku itu yang kosong. Ia mendengarkan dengan cermat penyambutan demi penyambutan dari tempat kunjungan ilmiah tersebut. Sampai akhirnya ada sesosok pria bersuara di belakangnya. Yeaa.. his voice is so sweet...softly...deeply...aaaaa. Ia serasa menangkap suatu apa-yang-tidak-bisa-diungkapkan-dgn-katakata dalam suara itu. Suara yang menyita perhatiannya itu, membuatnya tak kuasa untuk menengok ke belakang, dan ya ternyata suara dari salah satu kakak angkatan atas. Mungkin pada saat itu dia merasakan ada sesuatu yang berbeda, sejenak terlintas “is he the one who different from the other guy?” Entah mengapa, entah..ehm mungkin untuk orang lain itu terasa begitu ehmm lebay atau apalah itu. Tapi memang itulah yang dirasakannya.
Ternyata kakak angkatan atas itu bukan sekali ini saja ia melihatnya, namun sudah berkali-kali di kampus dan ia sempat beberapa kali memperhatikannya, ya hanya melihatnya. Beberapa saat kemudian kakak itu sudah pindah duduk disebelahnya karena deret bangku belakang terpapar sinar matahari yang terik. Ia pun sejenak merasakan dag dig dug saat sang kakak duduk disebelahnya. Ia bertanya-bertanya dalam hati “what the... what is it? Is it.....?”
Selama perjalanan kunjungan ilmiah ke luar kota itu membawa suatu kisah dan kenangan tersendiri untuknya.
Awalnya perasaan yang ia kira hanya sesaat muncul saat itu ternyata berlanjut, dan ia pun dibuat penasaran untuk mengetahui siapa sebenarnya kakak itu. Seiring berjalannya waktu, ia menceritakan kepada seorang teman dekatnya, dan ternyata temannya pun menyukai kakak kelas itu bahkan jauh sebelum kunjungan ilmiah. Tak hanya temannya itu, teman-teman yang lainpun ternyata merasakan hal yang sama. Ya reality nya memang kakak kelas itu mempunyai banyak penggemar, tak hanya dari angkatan baru, namun disetiap angkatan pasti banyak fans-nya kalau kata kakak-kakak angkatan yang lain. Wow that is so great, huh?
Ia menanggapi itu dengan tenang dan santai, mungkin karena perasaannya masih sekadar suka doang. Bahkan kedepannya ia membentuk dan bergabung dalam fans club kakak kelas tersebut bersama teman-teman seangkatan yang lain, hahaha its sound so random ya, tapi sekali lagi tujuan dari perkumpulan itu hanyalah untuk seru-seruan dan memang topik kakak kelas dgn sejuta fans itu sedang jadi tranding topic di teman-teman angkatan baru.
Beberapa aksi pun dimulai, dari mading kampus yang notabene ia pimpinan redaksi dengan mudahnya memasukan salam misterius untuk sang kakak angkatan dalam space tisam. Mencari semua informasi tentang kakak angkatan itu termasuk alamat kosnya, dan ketika mendapatkan alamat lengkap kos-nya ia dan perkumpulan fans kakak angkatan itu beberapa kali melewati jalan daerah kos kakak angkatan tersebut untuk menemukan dimana sebenarnya letak kosnya yang sebenarnya berbekal alamat yang telah didapat. Hahaha itu semua ia dan teman-temannya lakukan atas dasar seru-seruan jadi ya lucu dan heboh saja apa yang mereka rasakan itu.
Sampai pada suatu hari, ketika beberapa anggota perkumpulan sedang menikmati sore hari di lobby kampus selepas rapat ospek, tiba-tiba kakak angkatan itu turun dari tangga, usut punya usut angkatan atas usai pelatihan TOEFL di lantai 2. Seorang teman tiba-tiba berkata “proker ayo proker ehmmm cari dimana kosnya” Tanpa pikir panjang mereka langgsung bergegas mengambil kendaraan di parkiran kampus. Setelah beberapa saat mengikuti, ia sebagai barisan depan merasakan sepertinya si kakak angkatan ini merasakan keberadaan mereka yang notabene membuntutinya. Ia pun segera putar strategi, mendahului si kakak angkatan lalu belok di tikungan jalan yang pertama sebelum tikungan jalan menuju kosan si kakak itu. Teman-temannya pun mengikuti, dan pada jarak sekitar 5 meter dari tikungan ia berhenti dan tanpa melihat ke spion ia berteriak “Muter! Muter!” kepada teman-teman dibelakangnya. Jeng jeng jeng ternyata dibelakangnya ada sesosok orang yang dia sedang buntuti tersenyum-senyum ke arahnya. Aaaaaa betapa malunya mereka secara langgsung kepergok, hahaha dan yang pasti ia sangat malu ya sebagai tersangka utama. Ia sama sekali tidak membayangkan si kakak angkatan tiba-tiba belok di jalan pertama itu. Ya hanya tuhan yang tau mengapa itu bisa terjadi. Hahaha
“Proker-proker” yang lainpun terus berlanjut, sampai pada akhirnya ia tau, perasaan itu tak hanya sekedar suka, tak hanya sekedar seru-seruan bersama teman... Tapi.. Cinta, ya cinta yang sudah lama tak ia rasakan, yang selama ini begitu sulit ia rasakan karena ia masih belum bisa benar-benar move on. Akhirnya inilah gerbang pintu keluar dari masa yang lalu.
“Pernahkah ada sebersit harap di hatimu, untuk melabuhkan asa dan menyandarkan hatimu pada satu sosok? Pernahkah ada sebuah rasa yang meluap-luap bagaikan banjir bandang yang tertahan dibalik wajahmu yang merona? Pernahkah ada sebuah rasa yang begitu sulit engkau tahan dan kemudian binar matamu tak sanggup menyembunyikan itu semua?”
Beberapa hari yang lalu ia sempat bertemu sang kakak angkatan itu yang sedang sibuk mengurusi segala hal untuk pendadarannya, Ia merasa sangat senang bisa bertemu sang kakak angkatan yang notabene sudah jarang ke kampus dan September mendatang sang kakak angkatan bakal hengkang dari kampusnya setelah wisuda. Niat untuk pulang pun ia tunda demi melihat pujaanya itu, ia masih setia menunggu di lobi kampus, hingga pada akhirnya sang kakak angkatan duduk di lobi tepat di depannya. Ia merasa sangat senang sekaligus kikuk berhadapan dengannya.. Hal itu tak hanya sekali dua kali ia alami, tapi berkali-kali ia sempat berhadapan dengan pujaanya itu, namun yang dapat ia lakukan hanya diam, berbicara seadanya dan selebihnya hanya bisa diam dan memandang sang kakak angkatan.. Hanya itu yang bisa ia lakukan.
Sampai pada akhirnya kenyataanpun bergulir. Belakangan diketahui bahwa sang kakak angkatan itu menyukai seorang mba-mba 2009. Sebut saja mba anggun, karena memang seorang yang sangat anggun, cantik, pintar, keibu-ibuan, berkerudung penuh kharisma, dan segala kelebihan yang menyertainya. Kadang ia merasa sangat minder bila akan meneruskan rasa cintanya dengan sang kakak angkatan, ia merasa sangat jauh jika dibandingkan dengan mba anggun, Ia hanya seorang gadis yang beranjak dewasa masih membawa sifat kekanak-kanakan, tidak begitu cantik, tidak begitu pintar, tidak berkerudung, tampil santai seadanya, jangankan anggun, tertawa saja masih ramai.. See? Sangatlah jauh perbedaan antara ia dengan mba anggun. Posisi mba anggun di kampus sama dengan sang kakak angkatan, disukai dan dikagumi banyak orang. Bahkan suatu hari ia pernah mendengar ada seorang dosen yang berkata pada mba anggun “Coba kalau anak saya sudah gede, pasti kamu saya jadikan menantu”. Dan Ia pun teringat dahulu saat seorang teman memberitahu telah melihat sang kakak angkatan serius membaca mading kampus, tapi serius banget baca suatu artikel tentang baksos, awalnya ia merasa sedikit senang gimana gitu ya si doi baca mading buatannya. Tapi kini setelah ia telaah, sebenarnya yang dimaksud sang kakak angkatan membaca serius dibagian baksos itu adalah di dalam artikel baksos itu ada foto mba anggun sehingga ia sangat tertarik untuk membacanya, tentang mba anggun. Yaaa sometimes, the truth is so hurt...really hurt...
Kini ia pun merasa galau, ia merasa hanya setitik kecil dalam suatu kertas yang luas, ia hanya bisa diam, terpaku dengan kenyataan. Sang pujaan dengan mba anggun, ialah tokoh yang sama-sama melegenda di kampus, ya mereka cocok, bahkan sangat cocok jika menjadi sepasang kekasih. Segala kebaikan dan kelebihan yang dimiliki mereka, semuanya hampir sempurna, perfect.. Setidaknya itulah yang selalu ada di fikirannya saat ini.
So guys, Apakah ia akan memperjuangkan cintanya? Ataukah semuanya sudah berakhir dengan mengubur dalam-dalam perasaan yang ia miliki kepada sang kakak angkatan itu?
Well...let see then..